Dalam setiap bisnis tentu akan selalu ada resiko, tak terkecuali trading forex. Resiko menjadi penyerta yang tidak bisa dihindari, tugas kita adalah mengelola resiko. Artinya kita harus dapat mengambil langkah-langkah yang tepat ketika resiko itu terjadi, kita bahkan sejak awal sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi resiko. Yang dimaksud resiko disini sepertinya halnya dalam trading adalah kerugian.
Siapa yang mau rugi? Tidak ada. Namun dalam setiap perdagangan kerugian selalu akan terjadi. Tidak mungkin dalam berdagang kita akan selalu untung terus-menerus 100%, tentu ada kalanya harus mengalami kerugian dalam intensitas tertentu.
Uniknya, dalam trading forex kita dapat mengetahui dan mengukur resiko sebelum kita melakukan transaksi secara jelas dan dengan nilai atau angka yang jelas pula. Dapat menentukan secara pasti berapa kerugian yang siap kita terima sebelum kita melakukan transaksi di market.
Disinilah pentingnya Risk Management. Banyak trader pemula harus tergulung karena mengabaikan hal ini dan seringkali mengalami kerugian yang cukup besar.
Ada beberapa teknik atau metode populer dari risk management ini yaitu, cutloss, switching, dan averaging.
CUTLOSS
Segera menutup transaksi yang loss untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Ketika membuka posisi Sell 1 Lot di 1.50000 ternyata harga justru bergerak naik mencapai level 1.50500 dan loss sebesar -500 pips. Karena tidak ingin rugi lebih lebih besar Anda melakukan cutloss di harga 1.50500 dan resikonya adalah rugi sebesar -500 pips.
Sahabat traders, sebelum lebih jauh Bro Cerdas mengingatkan materi ini bukan ditujukan sebagai metode atau cara yang harus dilakukan dalam meraih profit dari trading forex. Materi ini lebih ditujukan untuk memperkaya pengetahuan mengenai seluk beluk dunia trading, mengenai hal-hal yang sering terjadi dan populer di kalangan trader forex.
Metode yang terbaik adalah trading system yang Anda bangun sendiri sesuai dengan karakter Anda sendiri. Bagaimana membangun trading system sudah kita bahas dalam materi sebelumnya, dan kita berharap Anda sudah mulai membangunnya langkah demi langkah.
SWITCHING
Dengan tujuan untuk mengembalikan kerugian sebelumnya switching dilakukan dengan menutup transaksi yang loss dan segera membuka posisi baru yang dianggap searah dengan pergerakan market selanjutnya.
Ketika posisi sell loss -500 pips Anda melakukan cutloss di harga 1.50500 dan segera masuk market dengan mengambil posisi buy secara bersamaan di harga 1.50500 dengan asumsi harga akan terus melanjutkan kenaikan. Jika benar naik hingga mencapai 1.51000 dan transaksi profit +500 itu artinya kerugian sebelumnya sebesar -500 sudah impas.
Diperlukan kesiapan mental dan tingkat kematangan analisa untuk dapat berhasil dalam menggunakan teknik ini. Karena ketika membuka posisi baru, resiko juga menyertainya jikalau ternyata justru harga berbalik arah.
AVERAGING
Apakah Anda seorang trader yang agresif dan tidak takut dengan resiko? Jika "YA", maka teknik averaging ini boleh dicoba karena bisa dibilang teknik ini adalah teknik yang cukup ekstrim.
Averaging biasanya dilakukan dengan melawan arah trend berdasarkan pada pemikiran bahwa harga tidak akan selamanya bergerak searah, suatu saat harga tentu akan berbalik arah.
Sebagai contoh, trade pertama sell 1 lot di 1.50000. Ketika harga bergerak naik ke 1.50500 dan transaksi loss -500 justru membuka 1 lot posisi baru di 1.50500.
Namun ternyata harga terus bergerak naik menyentuh 1.51000 hingga loss Anda sekarang adalah -1500.
Ketika harga bergerak turun ke 1.50500 dan Anda menutup seluruh transaksi maka posisi akan menjadi Nol.
Atau jika seandainya Anda menutup seluruh transaksi di harga 1.5000 maka posisi akan menjadi +1500.
Teknik ini mungkin saja dilakukan oleh trader dengan modal besar, agresif, tidak takut rugi, dan berani mati.
Dalam perkembangannya teknik averaging ini memunculkan teknik yang disebut dengan pyramid, martingale, dan anti martiangle. Dalam gambar berikut ini sangat jelas ditunjukkan apa yang dimaksud dengan ketiga teknik tersebut.
PYRAMID
Menjadi kebalikan dari teknik averaging. Dalam teknik pyramid ini menambah posisi terbuka justru saat sedang profit, berbeda dengan teknik averaging yang menambah posisi terbuka saat sedang loss.
MARTINGALE
Ini adalah teknik yang sangat ekstrim. Coba perhatikan baik-baik. Dalam teknik martingale ini bukan hanya posisi terbuka yang ditambah, namun juga volume transaksi atau jumlah lot nya juga ditambah.
Sampai disini apakah Anda sudah dapat membayangkan mengenai resiko yang harus dihadapi dari teknik-teknik trading di atas? Baik, mari kita berikan satu contoh lagi yaitu ;
ANTI MARTINGALE
Teknik ini hampir mirip dengan pyramid, hanya saja dalam teknik ini volume transaksi juga ditambah atau dilipat gandakan.
Hingga disini seharusnya Anda akan cukup dapat memahami dan menyadari mengenai risk management dalam trading forex. Karena setelah ini kita akan melanjutkan pembahasan yang tak kalah pentingnya yaitu Money Management.
Pentingnya Money Management
Dari pembahasan di atas tentu Anda dapat menyimpulkan bahwa ada resiko yang tinggi dalam trading forex. Karena itulah penting untuk memiliki strategi dalam money management atau dalam pengelolaan dana.
Resiko Per Trade
Batasi resiko per trade Anda. Misalkan saja Anda menentukan batas resiko per trade adalah 5%. Dengan modal sebesar anggaplah $10000, maka batas resiko per trade Anda adalah sebesar 5% X $10000 = $500.
Artinya jika transaksi pertama Anda loss maka balance tersisa sebesar $9500 dan di trade berikutnya batas resikonya harus sama yaitu sebesar 5%. Maka batas resiko di trade yang kedua adalah sebesar 5% X $9500 = $475, dan seterusnya.
Batasan resiko 5% tadi adalah batas resiko per trade. Anda juga perlu menentukan batas resiko maksimum secara keseluruhan dari modal yang dimiliki (drawdown).
Misalnya jika modal Anda adalah $10000 dan kemudian mengalami loss berturut-turut hingga saldo balance Anda tersisa $5000 maka Anda harus berhenti trading dan melakukan evalusi terhadap trading system atau metode trading Anda.
Risk Reward Ratio
Pahami risk reward ratio atau perbandingan besarnya resiko (stop loss) dan keuntungan (target profit). Jika sebelumnya Anda sudah menentukan besarnya resiko per trade sebesar 5% maka tentukan pula batas atau target profit Anda secara bijak.
Misalnya jika Anda menentukan target profit sebesar 10% maka risk reward ratio transaksi Anda adalah 1:2.
Dalam money management ini sangatlah penting untuk menghitung batas resiko terlebih dahulu sebelum menentukan target profit Anda. Meskipun tidak ada yang baku dalam cara menentukan batas resiko maupun target profit. Hal ini akan kembali kepada gaya trading dan karakter masing-masing trader.
Win Loss Ratio
Ini adalah perbandingan antara transaksi yang profit dan transaksi yang loss. Berapa kali transaksi Anda menghasilkan profit dan berapa kali transaksi Anda mengalami loss.
Misalnya dari 10 kali transaksi Anda menghasilkan 5 kali profit dan 5 kali loss, itu artinya win loss ratio nya adalah 1:1. Apakah dengan win loss ratio 1:1 Anda mengalami kerugian atau meraih keuntungan? Jawabannya tergantung pada risk reward ratio transaksi Anda.
Jika risk reward ratio transaksi Anda misalnya 1:2 ketika win loss ratio nya 1:1, itu berarti Anda tetap menghasilkan keuntungan.
Jumlah Lot (Lot Per Trade)
Disamping ketiga hal tersebut di atas, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah ukuran lot per trade Anda.
Catatan Penting!
Risk & Money Management harus benar-benar dikuasai dan dijalankan secara disiplin sesuai dengan trading system atau metode trading Anda. Money management hanya akan berfungsi dengan baik jika Anda sudah memiliki Trading System yang Anda yakini sepenuhnya dan sesuai dengan karakter Anda.
No comments:
Post a Comment